HAZARD Memangkas Rambut

BAB I

PENDAHULUAN

A.          Latar Belakang

Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari hari sering disebutdengan safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil budaya dan karyanya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya  manusia. Keselamatan dan kesehatan kerja tidak saja sangat penting dalam meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan para pekerjanya akan tetapi jauh dari itu keselamatan dan kesehatan kerja berdampak positif atas keberlanjutan produktivitas kerjanya. Oleh sebab itu isu keselamatan dan kesehatan kerja pada saat ini bukan sekedar kewajiban yang harus diperhatikan oleh para pekerja, akan tetapi juga harus dipenuhi oleh sebuah sistem pekerjaan. Dengan kata lain pada saat ini keselamatan dan kesehatan kerja bukan semata sebagai kewajiban, akan tetapi sudah menjadi kebutuhan bagi setiap para pekerja danbagi setiap bentuk kegiatan pekerjaan.

Bagaimana penerapan kesehatan dan keselamatan kerja di sektor informal khususnyaPangkas Rambut ?. Setiap orang akan melakukan berbagai jenis pekerjaan yang ada untuk pemenuhan kebutuhan ekonominya. Lahan pekerjaan sebagai sumber ekonomi masyarakatdewasa ini, terutama di kota-kota besar dipenuhi sektor-sektor industri baik formal maupuninformal yang pertumbuhannya semakin pesat.Hal ini memicu perkembangan teknologi yang juga semakin canggih.Walaupun perkembangan teknologi semakin meningkat, tidak menutupkemungkinan menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat dan resiko bahaya yangberagam bentuk dan jenisnya.Oleh karenanya perlu diadakan upaya untuk mengendalikanberbagai dampak negatif tersebut.

Untuk itulah dengan keyakinan yang tinggi dalam berupaya dan berbuat yang terbaik untuk bangsa, maka didirikanlah sebuah Pangkas rambut yang berguna bagi setiap masyarakat yang memerlukannya.Berdirinya pangkas rambut ini adalah suatu hal yang harus didukung oleh setiap masyarakat.Karena jika tidak didukung oleh masyarakat maka pangkas rambutnya tersebut tidak akan didatangi oleh pelanggan.Dan bengkel ini telah memiliki surat izin untuk bekerja. Berbagai upaya telah dilakukan agar pangkas rambut ini dapat di rasakan oleh masyarakat,

Meningkatnya para praktisi pekerja pangkas rambut yang lahir atas dasar kesadaran untuk membantu sesama ini, perlu memperoleh dukungan, pembinaan dan perlindungan serta pengawasan sehingga jangan sampai niat yang suci ini menjadi malapetaka buat sipekerja ataupun pelanggan, untuk itulah perlu adanya standarisasi dalam methode memotong rambut.

             B.        Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagaimana manajemen risiko pada kegiatan memangkas rambut di pankas rambut Danau Kembar di jalan Puskopkar No.30.

2. Tujuan Khusus

1)      Untuk mengetahui persiapan dalam manajemen risiko pada Pemangkasan rambut

2)      Untuk mengetahui identifikasi dalam manajemen risiko pada pemangkasan rambut

3)      Untuk mengetahui analisa risiko dalam manajemen risiko pada pemangkasan rambut

4)      Untuk mengetahui evaluasi risiko dalam manajemen risiko pada pemangkasan rambut

5)      Untuk mengetahui pengendalian risiko dalam manajemem risiko pada pemangkasan rambut

            C.    Manfa’at Penelitian

1. Bagi Pemangkas Rambut

1)      Menjadi referensi tentang potensi bahaya kecelakaan dalam memangkas rambut

2)      Dapat mengetahui cara pengendalian risiko guna mengurangi bahaya kecelakaan kerja pada saat memangkas rambut para pengunjung

2. Bagi penulis

1)      Menambah pengetahuan tentang manajemen risiko khususnya bagi Pemangkas Rambut

2)      Sebagai referensi aplikasi Pangkas rambut pada Pangkas rambut Danau Kembar yang penulis miliki agar sesuai dengan keinginan penulis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Komponen Kesehatan Kerja 

1. Beban Kerja

fisik : bising, silau, suhu panas/ tinggib.

mental : hubungan antar pekerja, sibuk

2. Kapasitas Kerja : Kemahiran pekerja pangkas rambut, keterampilan, usia, asupan gizi, kesehatanpekerja,ukuran tubuh

3. Lingkungan Kerja

  1. Kebisingan

Kebisingan merupakan suara yang tidak dikehandaki. Manusia masih mampu mendengar bunyi dengan frekwensi antara 16-20.000 Hz, dan intensitas dengan nilai ambang batas (NAB)85 dB (A) secara terus menerus. Intensitas lebih dari 85 dB dapat menimbulkan gangguan dan batas ini disebut critical level of intensity.Kebisingan juga ditimbulkan dari suara kendaraan yang lewat dipinggir tempat pangkas rambut Danau Kembar

  1. Suhu Udara

Tekanan panas yang berlebihan akan merupakan beban tambahan yang harus diperhatikan dan diperhitungkan. Beban tambahan berupa panas lingkungan dapat menyebabkan beban fisiologis misalnya kerja jantung menjadi bertambah. Nilai ambang batas untuk cuaca(iklim) kerja adalah 21º-30ºC suhu basah. Suhu efektif  bagi pekerja di daerah tropis adalah 22º –  27ºC. Yang dimaksud dengan tempertur efektif adalah suatu beban panas yang dapat diterimaoleh tubuh dalam ruangan. Temperatur efektif akan memberikan efek yang nyaman bagi orangyang berada diluar ruangan.

4. Kimia

a)      Bahan

Bahan-bahan kimia juga terdapat diberbagai jenis bedak, sabun serta minyak pelumas untuk mempercepat gerakan gunting. Sebagaimana tercantumdalam undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja, pasal 3 mengatur mengenaisyarat  – sarat keselamatan kerja. Pada pasal 3 menyebutkan bahwa dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk :

1.  Mencegah dan mengurangi bahaya kerusakan

2. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban,

debu,kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran.

B. Management Risiko

a)      Definisi Manajemen Risiko

Manajemen risiko adalah penerapan secara sistematis dari kebijakan manajemen, prosedur dan aktivitas dalam kegiatan identifikasi bahaya, analisa, penilaian, penanganan dan pemantauan serta review risiko.

b)      Tujuan Management Risiko

  1. Meminimalkan kerugian dan meningkatkan produktifitas
  2. Memotong mata rantai kejadian kerugian sehingga efeknya tidak terjadi
  3. Mencegah terjadinya kerugian berupa cidera dan penyakit akibat kerja atau hubungan kerja

c)      Tahapan Management Risiko

  1. Persiapan
  2. Identifikasi bahaya
  3. Analisa risiko
  4. Evaluasi risiko
  5. Pengendalian risik

BAB III

PROSES KEGIATAN

A.    Persiapan

1. Surat Pengantar

Proses kegiatan ini dilakukan di Pangkas Rambut Danau Kembar No.30. Proses penelitian dilakukan selama 2 (dua) hari pada tanggal 26 dan28Januari 2013.

B.      Perlengkapan untuk proses pemangkasan rambut 

1. dua buah mesin cukur
2. tiga buah gunting
3. dua buah sisir
4. tiga bungkus bedak
5. dua buah cermin besar
6. satu buah kursi khusus
7. Satu botol minyak pelumas gunting
8. Satu buah botol penyemprot
9. Satu buah pisau silet
10. Satu buah handuk kecil
11.Satu buah kain besar
12. Satu buah sabun
13. Satu penjepit pakaian
14. Dua lembar potongan koran kecil

C. Proses Pemotongan Rambut

Proses yang dilakukan pada saat memotong rambut konsumen sangat sederhana. Pelanggan dipasangi celemek agar potongan rambut tidak menempel di baju. Setelah itu rambut diusahakan tidak dalam posisi kering. Caranya rambut diperciki sedikit air.

Hal ini dimkasudkan agar “larinya” rambut yang dipotong tidak kemana-mana. Akan tetapi rambut juga tidak boleh dalam kondisi terlalu basah. “Karena kalau basah, seperti habis keramas, rambut susah dipotong”, ujarnya.

Setelah itu konsumen ditanya mau model rambut seperti apa. Jika proses potong rambut hampir selesai, konsumen ditanya potongan rambutnya kurang apa, apakah kurang pendek atau kurang rapi. “Yang jelas, polanya harus kelihatan dulu, baru ditanya”, imbuhnya..

Kemudian sisa rambut yang menempel di pakaian dibersihkan dan pelanggan dibedaki. Tujuan pelanggan dibedaki adalah untuk menjatuhkan rambut yang lengket, karena sisa rambut yang menempel di badan apabila langsung disikat tidak bisa langsung jatuh.

D. Cara Memotong Rambut

a.      Cobalah untuk tidak terburu-buru dalam menentukan model rambut yang cocok dengan bentuk wajah Anda. Bukalah majalah khusus perempuan, internet, atau berjalan-jalanlah di mall. Apabila Anda menemukan model rambut sesorang yang menurut Anda sesuai, tanyakan pada orang tersebut dengan sopan dimana salon tempatnya memotong rambut. Biasanya perempuan mau berbagi hal tersebut dengan ramah.

b.      Apabila telah mendapatkan model rambut yang Anda inginkan maka langkah selanjutnya adalah memilih salon yang tepat. Apabila Anda telah memiliki salon langganan, itu akan menjadi semakin mudah. Namun apabila tidak, Anda harus pintar menyesuaikan. Apabila model rambut yang Anda pilih tergolong mudah, maka salon rambut sederhana dekat rumah pun bisa membantu Anda. Sebaliknya jika model rambut yang Anda inginkan itu tergolong rumit, maka pilihlah salon yang lebih professional. Jangan coba mengambil resiko.

c.       Setelah memilih salon rambut yang tepat, langkah berikutnya adalah konsultasikan mengenai potongan rambut yang Anda inginkan kepada si penata rambut. Bawalah gambar model rambut yang Anda inginkan dan jelaskan dengan detail keinginan Anda.

d.      Dengarkan saran yang dikatakan oleh penata rambut. Dialah yang mengerti apakah jenis dan struktur rambut Anda cocok dengan potongan yang Anda inginkan. Jika Anda memaksakan untuk tetap memotong rambut tanpa mempertimbangkan jenis dan struktur rambut Anda, besar kemungkinan model rambut Anda hanya bagus setelah dari salon saja. Andapun akan merasa kerepotan ketika melakukan penataan dirumah.

e.      Setelah dicapai kesepakatan model rambut apa yang sesuai barulah proses pemotongan dapat dilakukan. Selama pemotongan berlangsung cobalah untuk tenang dengan tidak terlalu banyak menggurui sang penata rambut. Karena hal tersebut malah akan mengganggu konsentrasinya.

f.        Belilah produk yang digunakan oleh penata rambut agar dapat memaksimalkan bentuk potongan rambut Anda yang baru. Misalnya cairan agar rambut Anda terlihat mengembang, mengempis atau malah cairan agar rambut keriting Anda dapat terlihat tidak kusut. Andapun siap memiliki rambut baru sesuai harapan!

BAB IV

MANAJEMEN RISIKO

A.    Persiapan

          1.         Ruang Lingkup Management Risiko

Management risiko dilakukan di Pangkas Rambut Danau Kembar pada tanggal 26 dan 28 januari 2013

           2.         Personil Yang Terlibat

Hanya pemilik pangkas rambut saja yaitu 1 (satu) orang

           3.         Standar Penentuan Kriteria Risiko

Penentuan Risiko diambil berdasarkan persentasi angka kejadian ataupun angka prediksi kejadian frekuensi tertinggi yang sering terjadi serta tingkat keparahan kejadian melalui analisa management risiko.

            4.         Mekanisme Pelaporan

Laporan diberikan kepada Guru PLH (Abi Oan Hasanudin).

5.  Dokument Yang Terkait

  1. Hasil wawancara dengan pemilik pangkas rambut.
  2. Dokumentasi foto.
  3. Literature/ referensi serta hasil penelitian

B.     Identifikasi Bahaya

Dilakukan melalui inspeksi, monitoring, wawancara, dan konsultasi dengan pemilik pangkas rambut. Secara umum kegiatan memangkas rambut di pangkas rambut danau kembar sudah menggunakan tata cara yang baik secara optimal, sehingga identifikasi bahaya dalam kegiatan pangkas rambut  ini lebih berupa prediksi seandainya kegiatan tersebut dilakukan tidak sesuai ketentuan.

Menurut pengamatan penulis di lapangan, pada prinsifnya di pangkas rambut danau kembar sudah bagus dalam pelayanan pelanggan dan rambut pengunjung yang dipotong dapat diselesaikan dengan cepat.

Analisa Risiko

  1. Daftar kemungkinan dan konsekuensi dari bahaya pekerjaan pangkas rambut.

Jenis Bahaya

Risiko

Konsekuensi

Faktor fisik

  • Kebisingan
  • Silau
  • Suhu panas

  • Telinga (Indra Pendengaran) dan Psikologi
  • Mata

(Indra Penglihatan)

  • Biang keringat,Dehidrasi, Kulit
  • Tuli, Pusing
  • Kurangnya penglihatan
  • Kelelahan, Panu

Faktor Biologis

  • Bakteri
  • Virus
  • Jamur
  • Infeksi
  • Infeksi
  • Infeksi
Penyakit-penyakit yang diderita para pekerja, seperti kanker karena kontak dengan bahan kimia terus menerus seperti oli, cat danPilek, Alergi, Infeksi, Panu.

Faktor ergonomic

  • § berdiri terlalu lama pada saat memotong rambut pengunjung.
  • Musculoskeletal
  • Lumbago pain, Pegal, Bungkuk, Kesemutan, Ketidaknyamanan.

Faktor Psikososial

  • Jam kerja yang lama/ istirahat kurang.
  • Pelanggan yang sedikit
  • Kurang baiknya komunikasi antara Pemerbaiki dengan pelanggan

  • Stress
  • Stress
  • Pasien stress, keluar keringat dingin
  • Mialgia, loss concentration.
  • Pusing, Jengah, Bosan
  • Lemah, palpitasi, pingsan.

Alat Perlindungan Diripada saat memangkas rambut.

  • Tidak memakai masker
  • Tidak memakai sarung tangan
  • Kecelakaan pada alat pernapasan dan kulit
  • Membuat sistem pernapasan terganggu
  • Menyebabkan iritasi

Kecelakaan service

  • Terlukanya kulit kepala terkena gunting dan Alat Pemangkas
  • Kerusakan pada kulit
  • § Menyebabkan luka gores

2. Bentuk analisa semikualitatif

Tingkat Keparahan

Kemungkinan Terjadi

Jarang Terjadi

(1)

Kurang mungkin terjadi (2)

Mungkin terjadi

(3)

Sangat Mungkin terjadi (4)

Hampir Pasti terjadi

(5)

(1)

Tidak ada pengaruh

(2)

Pengaruh sangat ringan

  • § Jam kerja yang lama/ istirahat kurang.

(2)

  • Pelanggan yang sedikit

(4)

(3)

Pengaruh ringan

  • § Terlukanya kulit kepala pengunjung terkena gunting/alat lainnya (3)
  • § Suhu panas

(9)

  • berdiri terlalu lama pada saat memangkas rambut

(15)

(4)

Pengaruh serius

  • § Tidak menggunakan masker
  • § Kurang baiknya komunikasi antara pemangkas dengan pelanggan

(4)

  • § Terhirup asap kendaraa yang lewat

(12)

  • § Virus
  • § Bakteri
  • § Jamur

(16)

(5)

Pengaruh fatal

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. C.    Evaluasi Risiko

Dari tabel analisa semikualitatif ditentukan prioritas risiko sebagai berikut:

NO.

HAZARD

SKOR

TAFSIRAN

1.

  • Virus, bakteri, jamur

16

  • Sangat mungkin terjadi
  • Pengaruh serius

2.

  • berdiri terlalu lama pada saat memangkas rambut

15

  • Hampir pasti terjadi
  • Pengaruh ringan

3.

  • Kebisingan dan silau

12

  • Mungkin terjadi
  • Pengaruh serius

4.

Suhu panas

9

  • Mungkin terjadi
  • Pengaruh ringan

5.

Pelanggan yang sedikit

4

  • Kurang mungkin terjadi
  • Pengaruh sangat ringan

6.

  • § Tidak menggunakan masker
  • § Kurang baiknya komunikasi antara pemangkas dengan pelanggan

4

  • Jarang terjadi
  • Pengaruh serius

7

Terlukanya kulit kepala pengunjung terkena gunting/alat lainnya

3

  • Jarang terjadi
  • Pengaruh ringan

8.

Jam kerja yang lama/ istirahat kurang.

2

  • Jarang terjadi
  • Pengaruh sangat ringan
  1. D.    Pengendalian Risiko

NO.

HAZARD

PENGENDALIAN

1.

  • Virus, bakteri jamur
    • Meningkatkan kebersihan

2.

  • berdiri terlalu lama pada saat memangkas.
  • Wajib ada kursi duduk untuk pemangkas.
  • Relaksasi jari-jari tangan, pergelangan tangan dan seluruh tubuh secara berkala misalnya setiap 30 menit.

3.

  • pemangkas yang tidak memakai alat pelindung dan sarung tangan.
  • Diberikan pemahaman keuntungan memakai sarung tangan dan perbandingan harga sarung tangan dengan risiko yang harus diterima.

4.

Terlukanya kulit kepala pengunjung terkena gunting/alat lainnya

  • Harus lebih konsentrasi dalam bekerja

5.

  • Suhu panas
  • Kebisingan
    • Minimal harus ada kipas angin.
    • Memakai alat penutup telinga

6.

  • § Pelanggan yang sedikit
  • § Kurang baiknya komunikasi antara pemagkas dengan pelanggan
    • Memperindah tempat pangkas rambut
    • Membekali pemangkas tentang sosiologi

7.

Jam kerja yang lama/ istirahat kurang.

  • Kerja dengan memakai jadwal, membatasi jumlah pelanggan (Kecuali jika belum capek), dan selalu ada jadwal istirahat atau relaksasi setiap 30 menit selama 5 menit.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

 

PENGENDALIAN

A .  Cara Mengendalikan Bahaya.

1. Pengendalian teknik 

Menghilangkan bahaya yang ada atau kemungkinan bahaya mengenai pekerja, seperti menggunakan alat yang lebih aman dan memisahkan jenis kegiatan pangkas rambut seperti pemotongan, pengikisan, penyemprotan, dan pemberian bedak.

2. Pengendalian Administratif 

Bisa dilakukan dengan membatasi waktu kontak antara pekerja dengan bahaya, seperti memberikan jarak yang cukup antara pengerjaan servis dan pengelasan, pemberian istirahat yangcukup, meningkatkan kebersihan dan keselamatan pekerja

3. Alat Pelindung Diri (APD) Di Bengkel Motor

Menurut hirarki upaya pengendalian diri (controling), alat pelindung diri sesungguhnya merupakan hirarki terakhir dalam melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dari potensi bahaya yang kemungkinan terjadi pada saat melakukan pekerjaan, setelah pengendalian teknik dan administratif  tidak mungkin lagi diterapkan.  Ada beberapa jenis alat pelindung diri yang mutlak digunakan oleh tenaga kerja pada waktu melakukan pekerjaan dan saat menghadapi potensi bahaya karena pekerjaanya, antara lain :

1.  Alat Pelindung Mata (kaca mata pengaman) / Kaca mata (Spectacles/Goggles).

2. Pelindung pendengaran / ear plug

3. Pakaian Pelindung

 

 

 

BAB VI

 

REKOMINDASI DAN SARAN

A. REKOMENDASI

Membuat program yang bisa dilakukan sebagaimana pelayanan kesehatan masyarakat pada umumnya, pelayanan kesehatan masyarakat pekerja di Pangkas Rambut Danau Kembar dilaksanakan dengan pendekatan menyeluruh(komprehensif) yaitu meliputi pelayanan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.

1)          Pelayanan Preventif.

Pelayanan ini diberikan guna mencegah terjadinya penyakit akibat kerja, penyakit menular di lingkungan kerja dengan menciptakan kondisi pekerja dan  mesin atau tempat kerja agar ergonomis, menjaga kondisi fisik maupun lingkungan kerja yang memadai dan tidak menyebabkan sakit atau mebahayakan pekerja serta menjaga pekerja tetap sehat. Kegiatannya antara lain meliputi:

1. Pemeriksaan kesehatan yang terdiri atas:

2. Kesehatan lingkungan kerja.

3. Perlindungan diri terhadap bahaya dari pekerjaan.

4. Penyerasian manusia dengan mesin dan alat kerja.

5. Pengendalian bahaya lingkungan kerja agar ada dalam kondisi aman (pengenalan,pengukuran dan evaluasi).

2)          Pelayanan Promotif.

Peningkatan kesehatan (promotif) pada pekerja dimaksudkan agar keadaan fisik dan mental pekerja senantiasa dalam kondisi baik. Pelayanan ini diberikan kepada tenaga kerjayang sehat dengan tujuan untuk meningkatkan kegairahan kerja, mempertinggi efisiensi dan daya produktifitas  tenaga kerja di bengkel motor. Kegiatannya antara lain meliputi:

1. Pendidikan dan penerangan tentang kesehatan kerja.

2. Pemeliharaan dan peningkatan kondisi lingkungan kerja yang sehat.

3. Peningkatan status kesehatan (bebas penyakit) pada umumnya.

4. Perbaikan status gizi.

3)          Pelayanan Kuratif.

Pelayanan pengobatan terhadap tenaga kerja yang menderita sakit akibat kerja dengan pengobatan spesifik berkaitan dengan pekerjaannya maupun pengobatan umumnya serta upaya pengobatan untuk mencegah meluas penyakit menular di lingkungan pekerjaan.Pelayanan ini diberikan kepada tenaga kerja yang sudah memperlihatkan gangguan kesehatan/gejala dini dengan mengobati penyakitnya supaya cepat sembuh dan mencegah komplikasi atau penularan terhadap keluarganya ataupun teman kerjanya. Kegiatannya antara lain meliputi:

1. Pengobatan terhadap penyakit umum.

2. Pengobatan terhadap penyakit dan kecelakaan akibat kerja.

4)          Pelayanan Rehabilitatif.

Pelayanan ini diberikan kepada pekerja karena penyakit parah atau kecelakaan parah yang telah mengakibatkan cacat, sehingga menyebabkan ketidakmampuan bekerja secara permanen, baik sebagian atau seluruh kemampuan bekerja yang baisanya mampu dilakukan sehari-hari.Kegiatannya antara lain meliputi:

1. Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan kemampuannya yang masih  ada secara maksimal.

2. Penempatan kembali tenaga kerja yang cacat secara selektif sesuai kemampuannya.

3. Penyuluhan pada masyarakat dan pengusulan agar mau menerima tenaga kerja yang cacat akibat kerja.

B. SARAN

1. Diharapkan bagi pemilik untuk mengetahui dan memberikan pengetahuan tentang kesehatandan

keselamatan kerja serta prosedurnya bagi pekerja.

2. Perhatian secara serius untuk mencegah posisi duduk yang tidak ergonomi yang nantinya

akanmembawa dampak yang kurang baik bagi pekerja.

3.Kesadaran menggunakan alat pelindung diri perlu di tingkatkan serta penggunaannya

sesuaiprosedur.

DAFTAR PUSTAKA

Soekidjo notoatmojo,

Prinsip-prinsip dasar ilmu kesehatan masyarakat

, rineka cipta,Jakarta : 1996

 

http://aswar59engineer.wordpress.com/2011/10/02/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-pangkas-rambut/ 

undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja

http://www.scribd.com/doc/41762123/BAB-I-Pangkas rambut

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/09/kondisi-kerja-definisi-dan-jenis.html

http://mia.staff.uns.ac.id/2011/07/11/tempat-kerja-potensi-bahaya/ 

 

http://kesehatandankeselamatankerja.blogspot.com/2009/01/pengertian-kesehatan-dan-keselamatan.html

http://ergonomi-fit.blogspot.com/2011/06/ergonomi-di-industri-informal.html

http://k3kesmasauinalauddin.blogspot.com/2012/04/k3-rifah-sakinah.html

http://anistkr.blogspot.com/2012/04/sop-k3-pangkas rambut.html

Leave a comment